Jumat, 22 November 2013

Seruling Kalbu

rupanya aku yg terlalu mendalami peran dalam cerita ini,
sehingga membuatku tenggelam dalam lautan kesedihan.

Terkadang aku meragu ketika sapaan terabaikan
Sehingga memaksaku yang lemah berprasangka yang tak baik
Tatkala semuanya hanya diam tanpa kesah

Ketika perkara subhat berkecamuk dalam diri
Saat itu juga emosi ini meronta dan meluap
Seakan semua masa lalu yang indah terlupakan

Kata yang satu menyepi
Kalam yang satu menyendiri
menyapa hati
kalbu yang dini

Dahulu desis hati ku kesah pilunya kerana kasih cinta dan nista itu masih bersama ku.. Bukan hasrat ku bermain kata menulis puisi cinta tapi ianya teras agas puisi hiba alunan jiwa ku yang merindu kasih. Laksana sang pungguk yang melihat indahnya bulan tapi tak terdakap lalu menyiulkan bunyi panggilan sayu..

Aku pilih untuk berkata bahasa pilu sebagai ganti puisi cinta yang seharusnya menjadi mainan pujaan jiwa ku.. Yang jelas atlasnya itu puisi hati, kata hati ku yang duka pilu mengenang nostalgia yang kata-kata cinta terbenam dibenaknya..

Merindukah aku? Merindukah kamu? Tiada yang dapat menyangkal lumrah insani yang indah di helaian kutub hati. Bukan puisi tentang cinta tapi bait kata-kata puisi hati yang telus jelas nyata membalikkan sesuatu yang disebaliknya. Aku jujur.. Kamu juga jujur mahunya tanpa perlu tahu tentang hiba hinanya aku
Kamu.. boleh aku bertanya?

Adakah kamu tidak pernah terfikir tentang aku? Apakah kamu tidak pernah terlintas akan nama ku, senyuman ku, kasih sayang ku di mainan jalanan hari-hari mu? Tiadakah sekelumit kenangan manis antara kita dahulu yang bisa membuat kamu tersenyum?

Kamu.. boleh aku bercerita?

Aku rindu kamu, sentiasa ingat kamu.. Kadang tikanya ada yang berlalu melintasiku memakai bauan minyak wangi yang dulunya pernah kamu pakai, akan ku toleh dan mengikutinya dalam diam sambil menghidu bau nya di angin dan tanpa sedar air mata jernih ku mengalir.. ingat kan kamu... ingat kan kamu.. rindu sungguh pada kamu..

Kamu.. boleh aku bertanya lagi..?

Kamu bahagia di sana? Kamu gembira di sana? Senyumkah kamu di sana? Tawa kah kamu di alam tanpa ku? Telah ketemu kah selaut bahagia yang kamu cari, seluas angkasa indah yang kamu dambakan? Sejuta ketenangan hati yang kamu impikan?

Kamu.. boleh aku bercerita lagi?

Aku rindu kamu, sentiasa memandang kamu.. Aku tahu kamu milik orang dan aku terima dengan hati yang suci, ikhlas kerana aku mahu lihat kamu bahagia. Dan laksana itu aku menjauhkan diri membawa kata hiba untuk diri ini. Tiap kali aku memandang bulan purnama yang jauh, itu bagai kamu pada mata jiwa ku.. aku memandang kamu yang bercahaya gembira di sana... Dan maha sesungguhnya aku mahu berada di samping kamu bertawa gembira, bercahaya purnama tapi aku pilih untuk melihat dari jauh demi bahagia kamu, demi gembira kamu bidadari hati ku..

Kamu.. boleh aku bertanya?

Kenapa airmata ku mengalir tika menitipkan kata monolog jiwa ku ini? Sengsara kah aku? Kamu...


Kamis, 05 April 2012

Gurat senyum yg merekah membelah riangku
Memanggil kembali serak puing-puing cintaku
yang hampir tak bernyawa, yang tak berhasrat seraya menyeruakkan kata,
"Bangunlah aku mengundangmu"
Tak mengertikah kau yg telah memapahku di luar sadarmu

Denting gerimis membasahi kampung sukmaku
Mendinginkan rintihan tepisan rindu yang tak kunjung ujung
Merongrong jiwa yang membahasakan ketertawanan
Beriring tebasan angin pikatan

Sangkal tak mampu teracuhkan
Hanya karena Ilalang kering ini menyimpan harap
Terkadang lepas senyumku merenungi episode-episode drama kerinduan ini
Telah kusiapkan ruangan cintaku untukmu yg tanpa pembatas waktu
Agar kau senantiasa meramaikan hatiku duhai warna kehidupanku

Rasanya coretan ini tak mampu mewakili perasaanku yg sedang menjerit
Biarlah saja kucoba nikmati kehampaan ini
Karena lentera harap tak jua menemukan peraduannya
Mungkin air mata yang tulus akan lebih bermakna dari pada tawa penuh dusta
Semoga kerinduan ini akan segera berakhir

Wahai engkau yg bersemedi dalam jantungku
Dengarlah lagu syukurku mengenalmu
Meski pedihnya tak berhenti mengucur
Tetaplah terabadikan kau sebagai melodi riang
Ingin kulepas kembali diri ini di alam bebas

Agar aku tak lagi terpaut denganmu
Sudahlah semua adalah fatamorgana
Akhir dariku kata berat yang harus tertutur
” aku turut berbahagia untukmu ”

Sabtu, 26 Maret 2011

إِلىَ زَوْجَتِيْ

Puisi Hati Teruntuk Istriku

أُحِبُّكِ مِثْلَ مَا أَنْتِ... أُحِبُّكِ كَيْفَ مَا كُنْتِ
Kurasakan cinta ini seperti yang kau rasa...
Ku mencintaimu apa adanya…
وَ مَهْمَا كَانَ مَهْمَا صَارَ... أَنْتِ حَبِيْبَتِيْ أَنْتِ
Apapun yang terjadi…
kau tetaplah sang pujaan hati…
زَوْجَتِيْ ... أَنْتِ حَبِيْبَتِيْ أَنْتِ ...
Duhai istriku…
Dikaulah kekasihku nan sejati…
حَلاَلِيْ أَنْتِ لاَ أَخْشَى، عَذُوْلاً هَمُّهُ مَقْتِيْ
Kehalalanku untukmu tidak membuatku khawatir…
akan rintangan yang menghalangi impianku…
لَقَدْ أَذِنَ الزَّمَانُ لَنَا، بِوُصْلٍ غَيْرِ مُنْبَتِّ
Sang waktu telah mengizinkan kita...
tuk menabur benih cinta tanpa sumber mata air...
سَقَيْتِ الْحُبَّ فِيْ قَلْبِيْ، بِحُسْنِ الْفِعْلِ وَالسَّمْتِ
Kurasakan getaran cinta yang bergelora di hatiku…
karena keindahan perilaku dan sikapmu…
يَغِيْبُ السَّعْدُ إِنْ غِبْتِ، وَيَصْفُوْ الْعَيْشُ إِنْ جِئْتِ
Kebahagiaan senantiasa menanti, di saat kau terlindungi…
Rona kehidupan pun tergambar cerah, disaat kau datang menghampiri…
نَهَارِيْ كَادِحٌ حَتَّى إِذاَ مَا عُدْتُ لِلْبَيْتِ
Hari-hariku terasa lelah…
sampai aku pun pulang ke rumah…

لَقِيْتُكِ فَانْجَلىَ عَنِّيْ، ضَنَايَ إِذَا تَبَسَّمْتِ
Lalu ku berjumpa denganmu…
dan berpendarlah cahaya keceriaan jiwaku…
disaat kau tersenyum haru…
تَضِيقُ بِيَ الْحَيَاةُ إِذَا بِهَا يَوْمًا تَبَرَّمْتِ
Sarwa kehidupan bertaburkan cahaya…
karena sehari istriku sedang berbahagia…
فَأَسْعَى جَاهِدًا حَتَّى أُحَقِّقَ مَا تَمَنَّيْتِ
Akupun berjuang dengan gigih…
agar semua impian sang kekasih dapat ku raih…
هَنَائيْ أَنْتِ فَلْتَمْنَيْ بِدِفْءِ الْحُبِّ مَاعَشْتِ
Duhai tumpuan hidupku….
Akan tercapai semua impian hidupku…
Dengan kelembutan cinta dan hidup bersamamu…
فَرُوْحَنَا قَدِ ائتَلَفَ كَمِثْلِ اْلأَرْضِ وَالنَّبَتِ
Sungguh jiwaku kini telah berubah…
Laksana bumi yang mulai tumbuh dan berbuah…
فَيَا أَمَلِيْ وَيَا سَكَنِيْ، وَيَا أُنْسِيْ وَمُلْهِمَتِيْ
Duhai impianku, duhai kedamaianku…
Duhai kebahagiaan dan inspirasiku…
يَطِيْبُ الْعَيْشُ مَا، ماَ ضَاقَتِ اْلأَيَّامُ إِنْ طِبْتِ ...
Perjalanan hidupku begitu mempesona…
Hari-hariku terhenti karena dirimu menebar aroma…

Senin, 14 Maret 2011

KEHAMPAAN

KEHAMPAAN



Disudut ruang gelapku,

Perih sakit sayat masih menganga,

Bukan karena kebencian,

Tapi karena memang aq menusukkan sembilu dalam kehidupanku sendiri,

Allah...

Allah...

Allah...

Rengkuhlah diri kecil hamba hinamu yg tak tahu malu ini,

Barangkali terselip setitik cahaya yg tak lebih besar dari dzarroh.





Tiada kesewotan bagimu,

Hai  hawa

Meski kaulah yg memberiku sebiji tusuk itu,

Ah memang tiada yg patut disalahkan,

Hanya ketololanku,

Kebodohanku,

Untuk mengharap eksotika yg mustahil.

Ya sudahlah.


Istimewanya Wanita Islam!!!!

Istimewanya Wanita Islam

Kaum feminis bilang susah jadi wanita ISLAM, lihat saja peraturan dibawah ini :
 
 1. Wanita auratnya lebih susah dijaga berbanding lelaki.
 2. Wanita perlu meminta izin dari suami apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
 3. Wanita saksinya kurang berbanding lelaki.
 4. Wanita menerima pusaka kurang dari lelaki.
 5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.
 6. Wanita wajib taat kepada suaminya tetapi suami tak perlu taat pada isterinya.
 7. talak terletak di tgn suami dan bukan isteri.
 8. Wanita kurang dalam beribadat karena masalah haid dan nifas yang tak ada pada lelaki.
 
 makanya mereka nggak capek-capeknya berpromosi untuk "MEMERDEKAKAN WANITA ISLAM"
 
 Pernahkah kita lihat sebaliknya (kenyataannya)??
 
 Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yang teraman dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak akan dibiar terserak bukan?
 
 Itulah bandingannya dengan seorang wanita. Wanita perlu taat kepada suami tetapi lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama dari bapaknya. Bukankah ibu adalah seorang wanita?
 
 Wanita menerima pusaka kurang dari lelaki tetapi harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, manakala lelaki menerima pusaka perlu menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anak.
 
 Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan matinya jika karena melahirkan adalah syahid.
 
 Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggungjawabkan terhadap 4 wanita ini: Isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya.
 
 Manakala seorang wanita pula, tanggungjawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki ini: Suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.
 
 Seorang wanita boleh memasuki pintu Syurga melalui mana mana pintu Syurga yang disukainya cukup dengan 4 syarat saja : Sembahyang 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat suaminya dan menjaga kehormatannya.
 
 Seorang lelaki perlu pergi berjihad fisabilillah tetapi wanita jika taat akan suaminya serta menunaikan tanggungjawabnya kepada ALLAH akan turut menerima pahala seperti pahala orang pergi berperang fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.
 
 Masya Allah... demikian sayangnya Allah pada wanita... khan?
 Maka berbahagialah engkau wahai Wanita Muslimah...

Mengapa Wanita Mudah Menangis?

Mengapa Wanita Mudah Menangis?

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya pada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab aku wanita".

"Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti....". Kemudian anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis?, Ibu menangis tanpa sebab yang jelas". Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang sering menangis tanpa alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.

Sampai kemudian si anak itu tumbuh menjadi remaja, ia tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis. Hingga pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, "Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"

Dalam mimpinya ia merasa seolah Tuhan menjawab, "Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur. Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau kerap berulangkali ia menerima cerca dari anaknya itu.

Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa. Kepada wanita, Kuberikan kesabaran untuk merawat keluarganya walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam kondisi dan situasi apapun. Walau acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang mengantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung baginya. Sebab bukannya tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak. Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya.

Walau seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi.

Dan akhirnya Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan.

Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya air mata ini adalah air mata kehidupan".